Selasa, 31 Maret 2015

Baby Massage

Diposting oleh Sikap Kita Consulting di 00.44 0 komentar
Massage Untuk Bayi dan Anak

Massage adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak manfaat bagi bagi anak maupun orangtua. Massage pada anak berfungsi untuk membantu untuk relaksasi baik lokal maupun secara menyeluruh pada bagian tubuhnya, daerah yang dimassage secara refleks akan terjadi dilatasi pembuluh darah, dimana sirkulasi darah akan meningkat. Sirkulasi darah yang lancar akan membutuhkan O2 yang lebih banyak dalam aliran darah Kebutuhan O2 yang meningkat memacu sistem pernapasan. Sentuhan pada kulit akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi gelombang oksigen yang lebih banyak dikirim ke otak sehingga memacu sistem sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik. Rasa nyaman akibat massage akan meningkatkan kualitas tidur. Pada saat tidur sekitar 80% terjadi pertumbuhan otak dan fisik. Pada saat itu otak akan memproduksi hormon pertumbuhan.

Tidur berkualitas penting dalam proses pertumbuhan optimum karena pada saat tidur aktifitas regenerasi sel - sel tubuh dan tumbuh kembang otak berlangsung pada puncaknya. Massage merangsang hormon tiroid yang berfungsi pada matabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Meningkatkan sistem sekresi, meningkatnya tonus n. vagus (saraf otak ke 10) membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan mengakibatkan nafsu makan akan bertambah.

Massage pula dapat memacu kerja sistem limfiod yang merangsang sistem kekebalan tubuh, membuat daya tahan tubuh semakin bertambah. Membantu melancarkan metabolisme sehingga proses sekresi dan ekresi di dalam tubuh menjadi lancar. Pijat bayi sebenarnya merupakan suatu bentuk terapi sentuhan (touch therapy) yang sangat bermanfaat baik bagi bayi, anak maupun orang tuanya. 




  
Menurut penelitian, adapun manfaat yang diberikan pada pijat bayi (baby massage), memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan bayi dan anak diantaranya :
a.   Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi.
b.   Membuat bayi rileks dan tidur lebih lelap.
o   Meningkatkan kualitas tidur, hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan otak bayi karena otak bayi akan berkembang selama masa tidurnya.
c.    Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
o   Melancarkan peredaran darah, sehingga perkembangan bayi dan anak akan lebih pesat pada usia pertumbuhannya. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap sistem metabolisme tubuh dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan anak agar tidak mudah terserang penyakit.
d.   Meningkatkan konsentrasi bayi.
e.   Meningkatkan nafsu makan bayi dan volume produksi asi.
f.    Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan.
o   Membantu memperbaiki sistem pencernaan bayi, dan membuatnya mudah makan.
o   Saat dipijat, selain bayi bisa relaksasi, pencernaan bayi juga bisa ”diperbaiki”. Kebanyakan bayi sering mengalami masalah pencernaan saat menyusu yang disebut kolik atau kembung. Dengan massage, usus akan bekerja dengan baik saat harus mencerna ASI. 
g.   Menstimulasi pernafasan.
h.   Memacu perkembangan otak dan sistem saraf bayi.
o   Mengoptimalkan Tumbuh Kembang anak, psikomotorik bayi dapat berkembang lebih pesat dibanding anak lain seusianya. Pijat bayi ini bisa membantu meningkatkan kecerdasan anak.
o   Memberikan efek relaksasi, sehingga anak bisa tumbuh dengan ceria dan membantu membentuk pribadi yang supel, ceria, dan mandiri.
i.     Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel tubuh.
Rangkaian pijat bayi ini bisa dimulai sejak bayi berusia satu bulan. Rangkaiannya meliputi baby massage selama 20 menit kemudian diakhiri dengan pemberian sinar infra red selama 10 menit. Seluruh rangkaian ini bisa dilakukan dibawah pengawasan fisioterapis agar tidak terjadi cedera ataupun kesalahan yang berakibat fatal.

Jumat, 26 Desember 2014

Tumbuh Kembang Anak

Diposting oleh Sikap Kita Consulting di 05.50 0 komentar

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK

              Sering sekali kita saksikan tindakan kriminal atau perilaku-perilaku menyimpang baik itu di siaran televisi, koran, radio, media massa dan lain sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan yang bermotif dendam atau kecemburuan. Padahal anak itu masih dalam tahap perkembangan menjadi pubertas atau katakan saja masih bayi, bayi yang baru lahir ke dunia ini belum mengenal apapun, ia masih bersih dan murni dan belum terpengaruh sedikitpun oleh suatu hal. Bagaimana perkembangan bayi selanjutnya agar menjadi anak yang baik? Dalam hal ini orang tua yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan yang lebih penting lagi adalah cara bagaimana orang tua mendidik anaknya. Apakah pola yang mereka gunakan itu sudah tepat?.
            Pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga, merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminology, pola asuh anak adalah suatu pola atau system yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh orang tua dalam lingkungan keluarga juga adalah usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa. Pola asuh yang diterapkan di tiap keluarga tentunya berbeda-beda dengan keluarga lainnya. Pola asuh ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif. Pola asuh juga dapat memberikan perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari.

·     Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

Menurut Baumrind (1967), pola asuh dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
a)    Pola asuh secara demokratis
            Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua type ini juga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap melebihi batas kemampuan anak. Orang tua type ini juga memberikan kebebasan pada anak, dalam memlih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya terhadap anak bersifat hangat.

b)    Pola Asuh Otoriter
            Cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Misalnya kalau tidak mau makan, maka anak tidak akan diajak bicara. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila sang anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti dan mengenal anaknya.
c)    Pola Asuh Permisif
            Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melaakukn sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan olaeh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai oleh anak.

d)    Pola Asuh Pengabaikan (indefference)
            Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak dignakan untuk keperluan pribadi mereka seperti bekerja. Dan kadangkala aamereka terlalu menghemat biaya untuk anak-anak mereka. Seorang ibu yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secar fisik dan psikis. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anak-anaknya.

·    Faktor Utama yang Mempengaruhi Pola Asuh

a)    Budaya
            Orang tua mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa bahwa orang tua mereka  berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka menggunakan teknik yang serupa dalam mendidik anak asuh mereka.

b)    Pendidikan Orang Tua 
            Orang tua yang memiliki  pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak, maka akan mengerti kebutuhan anak.

c)    Status Sosial Ekonomi
            Orang tua dari kelas menengah rendah cenderung lebih keras/lebih permisif dalam  mengasuh anak (Hurlock, E,B 2002).
                       

          Beberapa pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian anak yang berdampak sebagai berikut:

1.      Bila anak hidup dalam permusuhan, anak belajar berkelahi.
2.      Bila anak hidup dalam ketakutan, anak belajar menjadi penakut.
3.      Bila anak hidup dikasihani, anak belajar mengasihani dirinya.
4.      Bila anak hidup dalam toleransi, anak belajar bersabar.
5.      Bila anak hidup diejek, anak belajar menjadi malu

Pengaruh pola asuh dan latarbelakang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di antaranya:
1.      Pengaruh pola asuh orang tua yang berkerja dan tidak berkerja.
Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah berkurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama berkerja. Hal tersebut mengakibatkan tebatasnya interaksi orang tua dengan anaknya. Sehingga anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang yang menyebabkan anak bersifat manja. Kurangnya perhatian dari orang tua akan mengakibatkan anak mencari perhatian di luar, baik dilingkungan sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua saat mereka di rumah.
Sedangkan orang tua yang tidak berkerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan perkerjaan rumah yang lainnya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan pengawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak berkerja sebaiknya juga tidak terlalu over protective. Sehingga anak mampu untuk bersifat mandiri.

2.      Pengaruh pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah.
Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mereka umumnya mengetahui bagaimana pengasuhan orang tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Seperti mengajarkan  sopan santun, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain.
Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yg rendah. Dalam pengasuhan anak, umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangn anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang kurang baik.
3.      Pengaruh pola asuh orang tua dengan tingkat ekonomi menengah keatas dan menengah kebawah.
Orang tua yang tingkat perekonomian menengah keatas dalam pengasuhan biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun yang diinginkan oleh anak akan terpenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak dapat tepenuhi dengan keayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuh anak sebagian besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih sayang orang tua diwujudkan dalam materi atau pemenuhan kebutuhan anak. Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, maka akan membentuk suatu kepribadian yang manja, serta menilai sesuatu dengan materi dan tidak menutupi kemungkinan anak akan sombong dengan kekayaan yang dia miliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah darinya.
Sedangkan pada orang tua yang tingkat ekonominya menengah kebawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak yang benar benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tuala yg dapat diberikan. Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah terbiasa hidup dengang segala  kekurangan yang dialami oleh keluarga. Sehingga akan terbentuk kepribadian anak yang mandiri, mamou menyelesaikan permasalahan dan tidak mudah stress dalam menghadapi sesuatu permasalahan, dan anak dapat menghargai usaha orang lain.

Namun pada dasarnya, apapun kondisi orangtua, pola asuh orangtua itu haruslah berjangka tak terbatas dan bersifat konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh anak berpengaruh sekali terhadap pembentukan kepribadian anak. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak, seorang anak akan meniru perilaku dari orangtuanya baik itu bersifat baik ataupun kurang baik. Hal itulah yang nanti akan dibawa anak sampai tua. 


Divisi : Children Care Center

 

Children Care Center Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea