PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
Sering sekali kita saksikan tindakan kriminal atau perilaku-perilaku menyimpang
baik itu di siaran televisi, koran, radio, media massa dan lain sebagainya.
Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus tawuran
antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan yang bermotif
dendam atau kecemburuan. Padahal anak itu masih dalam tahap perkembangan
menjadi pubertas atau katakan saja masih bayi, bayi yang baru lahir ke dunia
ini belum mengenal apapun, ia masih bersih dan murni dan belum terpengaruh
sedikitpun oleh suatu hal. Bagaimana perkembangan bayi selanjutnya agar menjadi
anak yang baik? Dalam hal ini orang tua yang berperan penting terhadap pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Dan yang lebih penting lagi adalah cara bagaimana orang
tua mendidik anaknya. Apakah pola yang mereka gunakan itu sudah tepat?.
Pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga, merawat dan mendidik. Jika
ditinjau dari terminology, pola asuh anak adalah suatu pola atau system yang
diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat
relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh orang tua dalam lingkungan
keluarga juga adalah usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak
baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa. Pola asuh yang diterapkan
di tiap keluarga tentunya berbeda-beda dengan keluarga lainnya. Pola asuh ini
dapat dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif. Pola asuh juga dapat
memberikan perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari.
· Macam-macam
Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind (1967), pola asuh dikelompokkan
menjadi 4 macam yaitu:
a) Pola asuh secara demokratis
Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu
dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional,
selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua
type ini juga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap
melebihi batas kemampuan anak. Orang tua type ini juga memberikan kebebasan
pada anak, dalam memlih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya
terhadap anak bersifat hangat.
b) Pola Asuh Otoriter
Cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Biasanya dibarengi
dengan ancaman-ancaman. Misalnya kalau tidak mau makan, maka anak tidak akan
diajak bicara. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan
menghukum apabila sang anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh orang
tua. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dalam berkomunikasi
biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik
dari anaknya untuk mengerti dan mengenal anaknya.
c) Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat
longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melaakukn sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan
anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan olaeh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat
sehingga seringkali disukai oleh anak.
d) Pola Asuh Pengabaikan
(indefference)
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak dignakan untuk keperluan pribadi mereka
seperti bekerja. Dan kadangkala aamereka terlalu menghemat biaya untuk
anak-anak mereka. Seorang ibu yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini,
mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secar fisik dan psikis. Ibu
yang depresi pada umumnya tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada
anak-anaknya.
· Faktor Utama
yang Mempengaruhi Pola Asuh
a) Budaya
Orang tua mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa
bahwa orang tua mereka berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka
menggunakan teknik yang serupa dalam mendidik anak asuh mereka.
b) Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak,
maka akan mengerti kebutuhan anak.
c) Status Sosial Ekonomi
Orang tua dari kelas menengah rendah cenderung lebih keras/lebih permisif dalam
mengasuh anak (Hurlock, E,B 2002).
Beberapa pengaruh
keluarga pada perkembangan kepribadian anak yang berdampak sebagai berikut:
1. Bila anak
hidup dalam permusuhan, anak belajar berkelahi.
2. Bila anak hidup
dalam ketakutan, anak belajar menjadi penakut.
3. Bila anak
hidup dikasihani, anak belajar mengasihani dirinya.
4. Bila anak
hidup dalam toleransi, anak belajar bersabar.
5. Bila anak
hidup diejek, anak belajar menjadi malu
Pengaruh pola asuh dan latarbelakang
orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di antaranya:
1.
Pengaruh
pola asuh orang tua yang berkerja dan tidak berkerja.
Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah
berkurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama
berkerja. Hal tersebut mengakibatkan tebatasnya interaksi orang tua dengan
anaknya. Sehingga anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang yang
menyebabkan anak bersifat manja. Kurangnya perhatian dari orang tua akan
mengakibatkan anak mencari perhatian di luar, baik dilingkungan sekolah dengan
teman sebaya ataupun dengan orang tua saat mereka di rumah.
Sedangkan orang tua yang tidak berkerja di luar rumah
akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan perkerjaan rumah yang lainnya. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa
dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan pengawasan orang
tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak berkerja sebaiknya juga tidak
terlalu over protective. Sehingga anak mampu untuk bersifat mandiri.
2.
Pengaruh
pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah.
Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh
yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai
latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan
dan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mereka umumnya mengetahui
bagaimana pengasuhan orang tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak
khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Seperti
mengajarkan sopan santun, baik dalam
berbicara ataupun dalam hal lain.
Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang
pendidikan yg rendah. Dalam pengasuhan anak, umumnya orang tua kurang memperhatikan
tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan
tidak mengetahui tingkat perkembangn anak. Bagaimana anaknya berkembang dan
dalam tahap apa anak pada saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan
gaya dan cara mereka sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak
dengan pola asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian
yang kurang baik.
3.
Pengaruh
pola asuh orang tua dengan tingkat ekonomi menengah keatas dan menengah
kebawah.
Orang tua yang tingkat perekonomian menengah keatas
dalam pengasuhan biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun yang diinginkan
oleh anak akan terpenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak dapat tepenuhi dengan
keayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuh anak sebagian besar hanya sebatas
dengan materi. Perhatian dan kasih sayang orang tua diwujudkan dalam materi
atau pemenuhan kebutuhan anak. Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang
demikian, maka akan membentuk suatu kepribadian yang manja, serta menilai sesuatu
dengan materi dan tidak menutupi kemungkinan anak akan sombong dengan kekayaan
yang dia miliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah
darinya.
Sedangkan pada orang tua yang tingkat ekonominya
menengah kebawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi
kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan
anak yang benar benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tuala
yg dapat diberikan. Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah
terbiasa hidup dengang segala kekurangan
yang dialami oleh keluarga. Sehingga akan terbentuk kepribadian anak yang
mandiri, mamou menyelesaikan permasalahan dan tidak mudah stress dalam
menghadapi sesuatu permasalahan, dan anak dapat menghargai usaha orang lain.
Namun pada dasarnya, apapun kondisi orangtua, pola
asuh orangtua itu haruslah berjangka tak terbatas dan bersifat konsisten dari
waktu ke waktu. Pola asuh anak berpengaruh sekali terhadap pembentukan
kepribadian anak. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak,
seorang anak akan meniru perilaku dari orangtuanya baik itu bersifat baik
ataupun kurang baik. Hal itulah yang nanti akan dibawa anak sampai tua.
Divisi : Children Care Center